Saya kecewa dengan Pemerintah yang tidak belajar dari pengalaman menangani bencana gempa bumi dan tsunami di aceh serta gempa bumi di Yogyakarta. Akibatnya, korban gempa bumi dan tsunami di Mentawai yang lebih dari ribuan jiwa nasibnya terlunta. Hidup menjadi beban tak tertahan. Bencana memang tak pernah permisi. Lalu, seberapa jauh pemerintah dan masyarakat kita menyadari adanya bencana yang mengintip dan setiap saat siap menelan korban hingga jutaan jiwa?
Sudah sering disebutkan, wilayah indonesia terletak di antara tiga lempeng bumi yang aktif, yaitu lempeng pasifik, lempeng lempeng indo-australia, dan lempeng eurasia. Lempeng aktif artinya lempeng tersebut selalu bergerak dan saling berinteraksi.
Lempeng pasifik bergerak relatif ke barat, lempeng indo-australia bergerak relatif ke utara, dan lempeng eurasia relatif bergerak ke tenggara. Ketiga lapisan ini berbeda-beda jenis material penyusunnya sehingga berpengaruh kepada sifat fisiknya, antara lain mempengaruhi kecepatan gelombang yang merambat di dalam setiap lapisan.
Di indonesia sudah diplot daerah-daerah rawan bencana gempa bumi merusak dari katalog gempa bumi merusak di indonesia yang disusun badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral berasarkan data gempa bumi sejak 3 november 1756.
Daerah rawan gempa bumi ini sesuai dengan jalur zona subduksi, yaitu di sebelah barat pulau sumatera, selatan jawa, nusa tenggara, maluku, dan papua. Sedangkan pulau kalimantan bisa dikatakan relatif aman karena jaraknya agak jauh dari daerah pertemuan antar lempeng.
Di daerah petemuan antar lempeng pada waktu tertentu akan terjadi penumpukan energi akibat tekanan antar lempeng yang mengakibatkan instabilitas. Karena batuan pada daerah tersebut tidak mampu lagi menahan tekanan, batuan tersebut patah sambil melepaskan energi.
Energi itu menjalar di permukaan bumi dengan gelombang vertikal dan horisontal yang menggoyangkan semua yang ada di permukaan bumi. Maka, bangunan-bangunan pun roboh dan korban-korban pun berjatuhan.
Peristiwa seperti itulah yang bakal terjadi secara berulang di negeri ini, sejalan dengan posisi yang dekat dengan zona subduksi.
Ada baiknya pemerintah dan masyarakat menyadari kondisi
tersebut segera memulai perencanaan wilayah sebagai antisipasi agar ribuan orang tidak lagi menangis.
(saya mendapatkan referensi atau ide dari Kompas Cyber Media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar